Kamis, 26 Januari 2012

Etika Komunikasi Massa


Pengertian Etika Komunikasi Massa
Sobur (2001) menyebutkan etika pers atau etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain, etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan etika seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese, dalam Nurudin (2003), yaitu: 1) Tanggung Jawab 2) Kebebasan Pers 3) Masalah Etis 4) Ketepatan dan Objektivitas 5) Tindakan Adil untuk Semua Orang. Ada beberapa rumusan sederhana yang dirangkum dari beberapa pendapat pakar komunikasi mengenai etika dalam komunikasi massa, yaitu :
a) Berkaitan dengan informasi yang benar dan jujur sesuai fakta sesungguhnya.
b) Berlaku adil dalam menyajikan informasi, tidak memihak salah satu golongan.
c) Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari kata-kata provokatif.
d) Hindari gambar-gambar yang seronok.
1.7 Pentingnya Etika Komunikasi Massa
Dalam menjalani pekerjaan di bidang komunikasi massa, seseorang haruslah tunduk kepada etika dan norma yang berlaku. Persoalan etika menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Masalah etika ini termasuk ke dalam peliputan yang berlebihan terhadap suatu peristiwa atau orang. Melebih-lebihkan sebuah berita untuk membuatnya lebih sensasional jelas merupakan pelanggaran etika. Wartawan mudah tergoda untuk memperuncing fakta-fakta dengan menghilangkan sebuah frase dari sebuah kutipan, memfokuskan suatu detail yang kecil tetapi menyentil, atau dengan memancing kutipan-kutipan yang provokatif, yang semuanya bertujuan bukan untuk menyatakan kebenaran melainkan semata untuk menarik perhatian. Sebagai batasan, dikemukakan oleh Mochtar Lubis yang mengartikan etika (etos) secara luas yakni dalam maknanya sebagai suatu sistem tata nilai moral, tanggung jawab dan kewajiban. Jadi etika merupakan suatu perilaku yang mencerminkan itikad baik untuk melakukan suatu tugas dengan kesadaran, kebebasan yang dilandasi kemampuan. Beberapa aspek moral atau etika yang terkandung dalam prinsip-prinsip jurnalistik antara lain: kejujuran, ketepatan/ketelitian, tanggung jawab, dan kritik konstruktif.
Dalam perspektif komunikasi, pembahasan tentang pengertian etika komunikasi akan dititikberatkan pada pengertian tentang etika itu sendiri. Untuk mengukur kualitas etika yang baik, dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis berkomunikasi itu sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku. Dalam konteks komunikasi, maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma setempat. Berkomunikasi yang baik menurut norma agama berarti harus sesuai dengan norma agama yang dianut. Jadi kaitan antara nilai etis dengan norma yang berlaku sangat erat. Pertimbangan etis bukan hanya di antara baik dan buruk, juga bukan di antara baik dan baik. Etika juga harus merujuk kepada patokan nilai, standar benar dan salah. Kita berhadapan dengan masalah etika kapan saja kita harus melakukan tindakan yang sangat mempengaruhi orang lain. Tindakan itu bukan tindakan terpaksa. Pada diri kita ada kebebasan untuk memilih cara dan tujuan berdasarkan patokan yang kita yakini. Patokan itu dapat bersumber pada lebel budaya, filsafat dan agama. Sebagian orang bahkan tidak mau merujuk kepada patokan secara ketat. Menurut mereka patokan itu bisa saja menyesatkan secara etis pada situasi tertentu.
Dalam pengertian yang agak sempit, etika sering dipahami sebagai hal-hal yang bersifat evaluatif, menilai baik dan buruk. Tetapi, etika dapat dipahami secara lebih luas, bukan sekedar etis dalam pengertian faktor-faktor evaluatif memberikan penilaiani, tetapi juga mengandung pengertian etos, yakni hal-hal yang bersifat motivatif (mendorong). Dalam hal etika komunikasi, bagaimana aturan main berkomunikasi, yaitu tatacara berkomunikasi antar manusia khususnya komunikasi massa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar